Jakarta -
Perayaan ulang tahun yang berbeda ini angkat kekayaan kuliner tradisional Indonesia menjadi topik menarik. Ada kopi khas Belitung hingga urap daun mangga yang unik.
Indonesia memiliki budaya kuliner yang begitu kaya dari Sabang sampai Merauke. Hanya saja masih banyak potensi yang kurang digali lebih dalam sehingga belum mampu dikembangkan secara sempurna.
Demi mengangkat budaya kuliner Indonesia ke ranah yang lebih luas, Sarirasa Group merayakan ulang tahun ke 50 dengan tema kekayaan kuliner Indonesia. Sebagai bisnis kuliner yang mengacu pada makanan-makanan khas Indonesia, Benny Hadisurjo selaku CEO Sarirasa Group berambisi untuk mempopulerkan cita rasa khas Indonesia bahkan sampai ranah Internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berlokasi di Main Atrium Senayan City, ada beberapa instalasi yang dihadirkan pada pameran Gemah Ripah. Pertama-tama, setelah masuk para pengunjung akan disambut dengan Warung Daun Mangga.
Ada urap daun mangga yang unik dalam perayaan annivesary Sarirasa Group ke 50 tahun. Foto: detikcom/Diah Afrilian
Sesuai dengan namanya, instalasi berkonsep omakase ini mengajak pengunjung untuk mencicipi manisan mangga hingga urap daun mangga yang unik. Rasa urapnya selezat urap pada umumnya, tetapi daun mangga yang renyah memberikan tekstur tambahan unik sebagai pelengkap urap.
Bergeser ke depannya, ada instalasi dari Sarirasa Origin yang memamerkan koleksi barang-barang antik khas Nusantara. Berbagai kain, wayang, hingga peralatan keramik berciri khas Indonesia dapat dilihat di sini.
Di seberang Warung Daun Mangga juga ada instalasi kopi Belitung yang memamerkan atraksi kopi tarik. Perlu diketahui bahwa cikal bakal kedai kopi di Indonesia sangat dipengaruhi besar oleh kedai kopi khas Belitung.
Pada instalasi tersebut, peracik kopi mengenakan kain yang panjang menjuntai untuk digambar oleh pengunjung yang datang. Alat gambar yang disediakan juga berbahan ampas kopi yang dipadatkan mirip seperti crayon untuk menunjukkan proses kopi dari hulu ke hilir yang hampir semua limbahnya dapat digunakan secara berulang.
Chef William Wongso hadir dan mendukung promosi budaya kuliner Indonesia. Foto: detikcom/Diah Afrilian
William Wongso, selaku pakar kuliner Indonesia, juga memberikan apresiasi yang begitu besar kepada Benny karena telah membantu mempopulerkan cita rasa Indonesia agar lebih dikenal. Chef William yang juga turut andil dalam mengenalkan kuliner Indonesia ke ranah internasional merasa masih khawatir dengan diplomasi gastronomi makanan-makanan Indonesia yang tertinggal jauh dengan negara-negara tetangga.
"Kalau makanan di Vietnam atau Thailand gitu misalnya, tidak pernah mengubah nama makanan mereka seperti orang Indonesia. Seperti pho ya di seluruh dunia namanya pho, begitu juga dengan banh mi. Nanti di dalamnya baru dijabarkan. Seharusnya Indonesia juga bisa seperti itu, agar tidak ada miskonsepsi dari menu-menu khas Indonesia," ujar William Wongso (9/8).
Keamanan pangan nasional juga berkesinambungan dengan gastronomi diplomasi. Contoh kasus yang nyata, dipaparkan oleh William Wongso, orang Australia kini mulai kehilangan identitas makanan asli mereka setelah menjamurkan Asianation di beberapa wilayah secara masif hingga menggeser budaya asli setempat.
Demi mendekatkan makanan Indonesia kepada pengunjung pameran, Sarirasa Group juga menghadirkan berbagai kudapan pasar otentik dengan kemasan yang lebih premium. Pasarasa menyajikan jajanan pasar yang biasanya dipandang sebelah mata menjadi sesuatu yang lebih menarik dan elegan.
Jajanan-jajanan pasar yang ditawarkan dibanderol mulai dari Rp 26.000 - Rp 65.000 dengan berbagai promosi yang juga bisa didapatkan. Acara ini akan berlangsung di Main Atrium Senayan City mulai dari tanggal 9 Agustus - 11 Agustus 2024.
Selain instalasi unik dan menarik, ada juga berbagai talkshow edukatif yang menyenangkan untuk disimak. Para pakar hingga berbagai influencer turut serta menyukseskan misi pengenalan budaya Indonesia agar semakin populer ini.
(dfl/adr)